Patung Biawak Wonosobo yang baru-baru ini viral bukan hanya menarik dari segi tampilan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan soal ketahanannya. Terbuat dari bahan dasar semen cor dan material pendukung lain seperti besi tulangan, patung ini dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu lama. Namun, ketahanannya tetap bergantung pada berbagai faktor penting. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Material yang Digunakan
Patung biawak ini menggunakan kombinasi material seperti semen cor, pasir, kerangka besi, dan finishing cat khusus outdoor. Material ini cukup kuat untuk menghadapi kondisi cuaca tropis seperti di Wonosobo, yang dikenal dengan curah hujan tinggi dan udara lembap. Dengan bahan tersebut, estimasi umur teknis patung biawak bisa mencapai 20 hingga 30 tahun jika perawatan dilakukan dengan baik.
2. Faktor Cuaca dan Lingkungan
Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap umur patung. Di daerah seperti Wonosobo yang sering diguyur hujan dan memiliki perubahan suhu ekstrem, permukaan patung dapat mengalami pengikisan, retak kecil, hingga pelapukan lapisan cat. Jika tidak dilapisi dengan pelindung tambahan seperti coating anti-air atau anti-UV, patung biawak bisa mulai menunjukkan kerusakan ringan dalam 5 hingga 10 tahun.
3. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan rutin adalah kunci utama untuk memperpanjang umur patung. Pembersihan berkala, pengecatan ulang, serta perbaikan retakan kecil akan sangat membantu mempertahankan keindahan dan kekuatan struktur patung. Tanpa perawatan yang memadai, usia patung bisa berkurang drastis, bahkan hanya bertahan sekitar 10 hingga 15 tahun.
Beberapa langkah perawatan yang ideal antara lain:
- Membersihkan lumut atau jamur yang menempel secara berkala.
- Melakukan pengecatan ulang setiap 3–5 tahun untuk melindungi permukaan dari air dan sinar matahari langsung.
- Memeriksa struktur kerangka besi jika terjadi retakan besar untuk menghindari karat dari dalam.
4. Kualitas Pembuatan Awal
Kualitas pengerjaan awal sangat menentukan. Jika adonan semen, teknik pengadukan, pemasangan kerangka, dan proses finishing dilakukan dengan benar dan profesional, maka patung bisa lebih kokoh dan tahan lama. Sebaliknya, kesalahan dalam tahap pembuatan seperti adukan semen yang tidak presisi atau kerangka besi yang kurang kuat bisa menyebabkan patung cepat retak atau bahkan roboh dalam waktu beberapa tahun saja.
5. Ancaman Kerusakan Non-Alamiah
Selain faktor alam, ancaman lain datang dari tindakan manusia, seperti vandalisme, benturan kendaraan, atau penggunaan area sekitar patung yang tidak sesuai. Perlindungan terhadap akses sembarangan atau pemasangan pembatas di sekitar patung biawak dapat membantu mencegah kerusakan dini akibat faktor manusia.
Penutup
Patung Biawak Wonosobo yang viral ini secara teknis mampu bertahan hingga 20–30 tahun bila dirawat dengan baik dan kondisi lingkungan mendukung. Namun, tanpa perawatan rutin dan perlindungan tambahan, umur patung bisa berkurang hingga hanya 10–15 tahun. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanannya, kita bisa ikut berperan menjaga karya seni ini agar tetap indah dan menjadi ikon kebanggaan Wonosobo untuk waktu yang lebih panjang.
Post a Comment